Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 03 September 2013

Harapan selama 8 musim itu 'Ozil'

Lega! Tak ada ungkapan lain terlontar dari mulut seluruh publik Emirates selain kata itu saat menyambut datangnya sang bintang baru, Mesut Ozil.

Ketika jutaan Gooners dilanda harap-harap cemas tingkat ekstrim, mengingat klub belum sepeserpun berinvestasi pemain jelang penutupan bursa transfer, manajer Arsene Wenger akhirnya memungkas perekrutan superstar Real Madrid itu, Selasa [3/9] dinihari WIB, dengan mahar £42 juta dan kontrak lima musim senilai £130 ribu yang sekaligus 'merusak' rekor transfer klub. Kedatangan Ozil sontak menjadi sebuah jawaban konkret atas kritik yang dialamatkan pada Wenger terkait buruknya aktivitas transfer Arsenal dalam beberapa musim terakhir.

Menikmati euforia transfer Ozil sesaat boleh, tapi tantangan sesungguhnya di Liga Primer Inggris sudah menanti sang bintang anyar.


Sejak kepergian Cesc Fabregas ke Barcelona, memang nyaris tak ada lagi figur playmaker mumpuni yang mampu memanjakan para juru gedor tim. Tapi Ozil sepertinya bisa memberi Wenger beberapa similaritas sosok gelandang internasional Spanyol tersebut, mulai dari gaya menyerang, cara mengeksploitasi celah defensif lawan via umpan-umpan imajinatif, sampai sorot mata tajam dalam membaca pergerakan rekan tanpa bola, atau bahkan lebih dari itu semua. Sebab faktanya statistik kedua pemain dalam tiga tahun terakhir memperlihatkan keunggulan Ozil dibanding Fabregas. Betapa tidak, total 94 assist diproduksi Ozil untuk timnas Jerman dan Madrid, sedangkan Fabregas 'cuma' mendistribusikan 49 assist untuk Arsenal, Barcelona dan timnas Spanyol. 

Hal ini tentu beriringan dengan pokok visi bermain Wenger, yang mengandalkan keunggulan teknis di lini sentral. Seperti diketahui, Fabregas salah satu sosok yang terbilang sukses memainkan filosofi The Proffesor ketika dia diembani tanggung jawab untuk menyervis para kolektor gol macam Theirry Henry, Emmanuel Adebayor sampai Robin van Persie. Mundur sebelum era Fabregas, ada sang legenda hidup The Gunners, Dennis Bergkamp, yang kurang lebih berperan sama. Di masanya, mantan bintang Belanda itu juga banyak mengkreasikan gol untuk 'melayani' para striker pelari macam Henry, Nicolas Anelka, Sylvain Wiltord dan Marc Overmars. 

Dua era ini seakan bercerita apa yang sebenarnya dibutuhkan Arsenal. Yah, playmaker! Pantaslah rasanya jika hari ini seperti ada nafas, semangat, harapan dan ambisi baru mengitari tim ketika Wenger telah menemukan kembali sosok yang hilang itu. Seorang konduktor, metronom tim, dirijen lapangan tengah, atau apapun Anda melabeli Ozil.

Dalam skema 4-2-3-1, Wenger boleh bersuka cita karena sekarang dia bisa menerjunkan sosok "No. 10" sejati di dalam trisula penopang striker tunggal. Jika sebelumnya poros ini dimainkan oleh Santi Cazorla, kini hadirnya Ozil akan membuat sistem sang juru taktik berjalan ideal. Untungnya, Cazorla diberkahi kelincahan dan cakap memainkan beberapa posisi di tengah, sehingga tak masalah rasanya jika dia dikembalikan ke sisi kiri, seperti yang dia lakukan ketika di Spanyol dulu. Momennya pun pas, karena saat ini Lukas Podolski, yang biasa mengisi wing kiri, cedera. Tapi ketika dia pulih, tentu tak sulit bagi Poldi untuk tampil kolaboratif bareng Ozil, mengingat keduanya sekompatriot. Artinya, rotasi pemain akan menjadi PR tersendiri bagi Wenger.

Dengan demikian, Ozil akan diapit duo Cazorla [kiri] dan Theo Walcott, yang dipastikan mengisi pos kanan, untuk men-support sang target man, Olivier Giroud. Wenger beruntung, karena trisula ini bisa saling bertukar posisi satu sama lain ketika serangan mulai buntu. Sekali lagi, kualitas Ozil dan Cazorla yang bicara. Alih-alih Ozil tampil sebagai playmaker, secara kombinatif, eks pentolan Werder Bremen ini rupanya piawai pula memainkan sayap, dan Cazorla dapat kembali mengisi poros. Atau bijaksana lagi bila Wenger sesekali memberi kesempatan Tomas Rosicky di tengah tandem Cazorla-Ozil atau Ozil-Walcott. 

Skema ini persis seperti yang sudah dijalani Ozil di Madrid selama beberapa musim, di mana peran dia begitu sakral dalam mengaliri bola bagi segita serangan Los Blancos: Angel Di Maria [kanan], Cristiano Ronaldo [kiri] dan Karim Benzema [depan], atau terkadang Ozil pun bermain secara diagonal jika dituntut. Hasilnya, terbilang memuaskan!

Bukan tak mungkin kata memuaskan ini terulang di Emirates bila loyalis Arsenal menyadari, Ozil [47 assist, setara Lionel Messi] adalah 'juara' di 10 besar pemberi assist tersubur di lima liga top Eropa sejak dirinya berseragam El Real, dengan mengangkangi kaliber seperti Franck Ribery [38], Ronaldo [37], Marvin Martin [37], Angel Di Maria [33], Daniel Alves [32], David Silva [31], Thomas Muller [31] dan Mathieu Valbuena [30].

Kesimpulan sementara, selagi ada Ozil pada poros trisula 4-2-3-1, tak salah jika Giroud boleh bersiap-siap menyongsong kampanye 2013/14 dengan kepercayaan diri yang super tinggi. Atau dengan kata lain berharap dirinya menjadi topskor EPL di akhir musim akibat impak pelayanan Ozil.