Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 31 Juli 2014

Kebiasaan aneh saat jatuh cinta

Tanpa kita sadari, kita sering melakukan banyak hal aneh dan janggal saat sedang jatuh cinta. Tiba-tiba kita merasa seperti seorang detektif di dunia maya, selalu ingin tampil cantik, dan sering tersenyum-senyum sendiri. Lebih rincinya, seperti terurai berikut ini:

1. Senang menganalisis
Layaknya seorang peramal, Anda mulai banyak beranalisis dan memperhatikan bahasa tubuh lawan jenis untuk mengetahui apakah si dia memiliki perasaan yang sama seperti Anda. Sampai pada akhirnya Anda menyerah, karena masing-masing orang berperilaku tak sama saat jatuh cinta.

2. Bertingkah tak wajar
Anda berusaha untuk terlihat tenang, tetapi apa mau dikata, jantung berdegup kencang, membuat Anda jadi canggung, malu-malu, dan sebagainya. Selain itu, akibat gugup, Anda tak begitu mawas dengan kata-kata yang diucapkan dan perilaku saat si dia dekat.

3. Mendadak detektif 
Sekarang, sejumlah besar wanita mencari tahu pria incarannya lewat media sosial dan internet. Lewat dua platform tersebut, Anda mencoba memahami karakter si dia, tempat-tempat favoritnya, dan lain-lain. Jangan merasa aneh karena rasa-rasanya nyaris semua wanita melakukan hal yang sama.

4. Cemburu sekaligus penasaran 
Ketika si dia berbicara dengan wanita lain, Anda akan merasa kesal, perut jadi mulas, dan penasaran. Anda ingin tahu apa yang mereka bicarakan, apalagi ketika mereka berbicara sambil tersenyum dan tertawa. Anda juga mulai banyak bertanya kepada sahabat si dia. Ini tanda bahwa Anda sedang mencari tahu seperti apakah orang yang disukainya.

5. Introspeksi diri
Selain menganalisis si dia, ternyata Anda juga sering introspeksi diri. Sebab, sederhana saja, Anda selalu ingin terlihat sempurna di depannya dengan tampilan yang menawan dan obrolan yang bisa membuatnya tertawa atau tersenyum

Tak jarang, hal ini malah membuat Anda tambah pusing. Lebih baik bertingkahlah sesuai dengan karakter Anda saja agar segala sesuatunya dapat berjalan lebih mudah.

6. Mencari tahu kesukaan si dia
Saat si dia memberitahukan film dan musik favoritnya, Anda akan segera mengunjungi toko musik demi membeli CD dan DVD rekomendasi dari si dia tersebut. Dengan demikian, Anda merasa jadi lebih tahu dunia dan minatnya.

7. Lirik-lirik ponsel 
Ketika Anda dan si dia bertukar pesan lewat ponsel, Anda selalu berpikir dua kali sebelum mengirim pesan ke si dia. Mulai dari kata-kata, tanda baca, dan emoji yang Anda gunakan.

Saat momen chatting usai, Anda akan membaca kembali percakapan dengan si dia dari awal, sebelum Anda jatuh tertidur.

Minggu, 27 Juli 2014

yang-nyangan.......ndasmu.......

Pertanyaan yang kerap muncul ketika bersua teman-teman lama adalah tentang pacar. “Gimana kabarnya sama pacar?”, “Masih langgeng ya”, “Wah kapan putus??”, “Ciee pacar baru” atau “Ciee belum move on”. Sekarang persinggungan semacam itu ternyata membuat saya agak risih. Bukan karena memang saya tidak punya pacar, atau baru putus apalagi belum move on. Kerisihan itu saya sadari ketika sedang merasakan dan sudah melakukan move on yang sesungguhnya.
Jujur, saya memang pernah merasakan yang namanya pacaran, entah bisa dibilang hanya cinta monyet atau semacamnya. Tapi saya rasakan itu adalah salah satu hal terburuk yang pernah saya pikirkan. Bukan berarti disaat masa itu saya selalu dipihak yang tersakiti. Justru terkadang saya yang mengakhirinya dengan tamparan atau tangisnya dia (hehehe). Sejujurnya masa-masa itu adalah saya mengenali kelabilan seorang remaja yang sok membahas cinta-cintaan. Ternyata saya sok dewasa dan sok tahu-menahu tentang pacaran. Saya sadar bahwasanya seusia SMP-SMA adalah bukan jamannya untuk mengenal apalagi memikirkan hal tersebut.
Ketika orang tua yang selalu mengilu-ilukan tentang larangan mengenal lawan jenis, dulu selalu terabaikan. Tiada sambutan bagi teman-teman laki-laki yang bertamu sendirian ke rumah. Hal itu selalu menjadi tanda bahwa mereka memang belum memberi ijin untuk saya memijak lebih jauh untuk ke-sok-tau-an tentang pacaran. Dan hingga saat menjadi seorang rantau untuk mencari ilmu barulah timbul butir-butir kesadaran itu. Ketidaksengajaan membeli sebuah motivation book-nya Ibrahim Elfiky, saya baca hampir mendekati akhir halaman. Yang pasti buku tersebut bukan membahas mengenai pacaran, secara pastinya dari sana saya kemudian memutar otak dan mengubah skala prioritas saya, ya tentang hidup saya. Bagaimana menghargai setiap hari demi hari saya yang dulu terkadang habis untuk marahan, menangisi kekecewaan, menyesali prasangka-prasangka yang sebenarnya saya sendiri yang terkurung dalam pikiran negatif saya sendiri. Betapa terbuangnya dengan sia waktu saya dimasa-masa itu. Dan keadaan yang stagnan dan jarang sekali akan perubahan. Kabarnya lebih dari sekadar menguras emosi, tetapi juga ’membuang’ materi. Betapa tidak? Disaat pisah butuh pulsa untuk keep contact. Pas ketemu, pergi keluar uang. Ya itu baru inti, belum sibuknya kejutan ulang taun atau perayaan lainnya. It’s fact! Pertanyaan yang sering ajukan pada diri dan hati saya sendiri adalah “Memangnya dia siapa? Jodohmu?”, “Sudah seyakin itu? Siapa yang menjamin?”. “Orang tua yang jelas ada pertalian darahnya denganmu saja masih sering terabaikan dari perhatianmu”. Pertanyaan-pertanyaan itu yang sebenarnya menahan saya. Yang saya sadari setelahnya, masa-masa kelam itu membuat saya terlena dan hampir mengesampingkan orang-orang terhebat dibalik keberadaan saya sekarang, yaitu orang tua. Rasa menyalahkan diri sendiri tak pernah habis, waktu dan tenaga yang harusnya dibagi dengan mereka malah sia pada orang dan hal lainnya. Kerja keras mereka untuk menafkahi saya dan kedua adik tersayang saya bukanlah tanpa tujuan. Salah satu hal yang paling sering diingatkan dipembicaraan via telepon dengan orang tua adalah “Bapak cari uang buat mbak Tia biar bisa sekolah. Entah kamu mau jadi apa, cita-citamu apa, gak akan dilarang, asalkan untuk kebaikanmu bapak rela kerja keras”. Kalau alarm dari ibu, “Jodoh itu sudah diatur. Percayalah, nanti ada waktunya, sekarang niatnya buat sekolah dulu, tirakat dan jaga diri disana”. Kalimat-kalimat yang dulu terenyah dari telingaku sekarang menjadi spirit of life. It’s magic! Semenjak kesadaran-kesadaran lainnya muncul setiap perkataan mereka adalah obat mujarab setiap langkah saya. Daftar 100 mimpi saya yang saya tulis dua taun belakangan (sebut saja “100 Trȁume”) kini sudah terwujud satu-persatu dengan ritme yang semakin cepat. Misalnya saja yang biasanya satu bulan hanya memenuhi satu mimpi saya, sekarang bisa jadi 2-4 mimpi saya terealisasikan, atau bahkan lebih. Setiap mencoret poin demi poin di daftar “100 Trȁume” itu leganya luar biasa. Once again, it’s magic! Setiap hari saya selalu menanti sarapan semangat kata-kata ajaib mereka. Seakan segalanya selalu mudah meski raga mereka tak membersamai ketika menjadi anak rantau.
Beberapa waktu kemudian saya menemukan sebuah postingan oleh Mario Teguh, begini bunyinya “Banyak anak muda merasa dunia berakhir saat patah hati, padahal jodoh terbaiknya sudah disiapkan baginya di masa depan. Maka biarkan waktu mengobati lukamu, lebih mesralah dalam kasihmu kepada orang tua, berfokuslah untuk lulus dari studimu dengan baik, dan siapkanlah dirimu bagi karir yang cemerlang……..Sudah, bangkitlah, angkat wajahmu, gagahkan dirimu, lakukanlah sesuatu yang membahagiakan ibu dan ayah. Lalu dari situ, semoga jalan naik kehidupanmu dilancarkan dengan kecepatan yang indah”. Benar. Sangat benar. Karena telah membuktikannya sendiri. Tiada luput untuk terus bersyukur atas nikmat ini. Bisa jadi ini adalah hidayah. Adalah terus perbaiki niat dan diri. Berproses untuk lebih baik. Berlomba berbuat baik. Setiap hari dan terus-menerus. Sedang orang tua adalah pelengkap indahnya perjalanan hidup kita. Hubungan darah tiada pernah putus, pengorbanan mereka bukan saja jiwa dan raga, tapi sepanjang hidupnya, setiap doanya terselip nama anak-anak kebanggaan mereka, setiap katanya adalah obat pendamai jiwa, kebersamaan dengan mereka adalah nikmat yang tiada kira. Segalanya tiada tanding baginya, kebahagiaan mereka adalah yang sebetulnya kita perjuangkan. Bukan pacar, calon pacar, gebetan, bribikan, kecuali jodoh yang sudah digariskan. Jadi masih terpikir pacaran? kenapa tidak? Kenapa tidak ditunda? Kenapa tidak diurungkan niatnya? Kenapa tidak dibatalkan? Kenapa tidak usah pacaran saja?

Sabtu, 26 Juli 2014

memahami alam jogja dengan metode ma'iyah

Untuk Jamaah Maiyah dari Kadipiro hari perenungan Sabat 6 November 2010
  1. Alhamdulillah kita semua bersyukur atas lewatnya Kamis dan Jumat 4-5 November 2010 di bawah ayoman rahman rahim Allah SWT. Mulai hari ini kita refresh iman kita lagi, bekerja maiyah lebih lanjut, “narju, nastaghits wa nuslim” kembali.
  2. Kita buka kembali edaran Maiyah Cinta Segitiga, kita baca, pilih dan kerjakan dengan lelaku jiwa semampu kita. Di waktu luang kita selami secara akal, firman-firman itu, wirid-wirid itu, doa-doa itu, urutan logikanya, peta konteks syafaatnya, kausalitas langit buminya, sangkan dan parannya5W1H nya, patrap maiyahnya.
  3. Kita berhusnudzdzan dan meyakini kandungan cinta dan kekuatan firman Allah serta transfer frekwensi derita hati Badar Rasulullah SAW. Seluruh pekerjaan maiyah bertahun-tahun adalah pengharapan agar diterima untuk berada sepihak dengan Allah dan kekasihNya. Karena Ia memastikan “Aku tidak mengadzab mereka yang engkau Muhammad berada di antara mereka”.
  4. Kita lebih kecil dan lebih lemah dari sebutir debu Merapi, karena segala gunung adalah milikNya. Yang membuat gunung-gunung ketakutan dan lari terbirit-birit meninggalkan amukannya “khasyi’an mutashoddi’an” adalah “khosyyatillah”, Maha Supreme Kuasa Allah yang kita pegang teguh dalam Maiyah.
  5. Pasukan Badar Maiyah di telapak tangan kedahsyatan vulkanik Merapi dan puluhan gunung lainnya, di jepitan lempengan-lempengan tektonik yang bergerak-gerak, secara ilmu wadag dan ilmu katon tidak memiliki kemungkinan untuk “menang”. Tetapi kita teruskan tekad dan keyakinan Rasulullah SAW di medan Badar bahwa Allah akan menganugerahkan kemenangan, kasih sayang dan pertolongan. Karena semua prajurit Maiyah sudah menuntaskan keikhlasannya untuk “la ubali” atas apapun di dunia, asalkan “takun ‘alaina ghadhabun” Allah tidak murka kepada kita.
  6. Syukur yang mendalam kepada Allah dan terima kasih kepada Jamaah Maiyah, kantung-kantung Kadipiro, yang dengan tulus lelaku mewiridkannya dengan bersila sepenuh jiwa. Sekarang kita berangkat lagi menempuh maiyah, melewati dunia, menuju Allah.
  7. Semoga Allah mengizinkan dan mengayomi nanti malam atau kapan kita berkumpul di Kadipiro atau di manapun untuk:
    • Memahami kembali muatan Edaran itu dalam situasi Merapi dan irama Nusantara.
    • Memasuki ilmu dan wacana Maiyah untuk menemukan patrap/maqamat taqwa di tengah antara ketakutan dan keberanian.
    • Belajar kembali peta ilmu yang membuat kita bisa menentukan dan mengakurasikan takaran bahaya, serta menemukan momentum dan sebab musabab untuk bersyukur, dengan takaran yang setepat-tepatnya.
    • Mempetakan gelembung-gelembung tentang:
      • Mbah Petruk, Ki Blotok, Kiai Gringsing, Panembahan Sapujagat dll,
      • Perwujudan sumpah Sabdopalon Noyogenggong pada sirnaning Majapahit,
      • Kiai Semar nagih janji,
      • Angin laut dan titik serbu: Kraton Yogya, Gedung Agung.
      • Supremasi janji Allah tentang gunung berapi, logika dan peta Syafaat Rasul, konsentrasi lelaku Maiyah, dan “faltandzur nafsun ma qaddamat lighad”

Kamis, 03 Juli 2014

Tanda siap berkeluarga

Hubungan yang terjalin dengan si dia, bisa dibilang sudah berjalan langgeng. Namun, entah mengapa, Anda merasa masih ragu untuk melanjutkannya ke tahap komitmen yang lebih serius dan jangka panjang.

Jangan khawatir, banyak wanita di luar sana yang juga mengalami apa yang Anda rasakan. Namun, jangan khawatir, ingat saja, ketika tiba-tiba Anda merasakan delapan hal yang terurai di bawah ini, berarti Anda sudah siap untuk membangun keluarga dengan pasangan yang Anda cintai tersebut.

1. Saat membayangkan kehidupan di masa mendatang, secara alamiah Anda membayangkan membangun keluarga dengan pasangan Anda sekarang. Lalu, Anda merasa khawatir jika dirinya tak di samping Anda pada hari tua nanti.

2. Dahulu, Anda adalah tipe wanita yang tidak begitu suka dengan anak kecil, atau merasa risih dan canggung saat berada di dekat mereka. Sekarang, Anda mulai menikmati kehadiran keponakan atau anak teman. Melihat mereka membuat Anda berharap untuk bisa memiliki buah hati sendiri di masa depan.

3. Sudah merasa sangat dekat dan nyaman dengan keluarga pasangan Anda, meskipun keluarganya kurang sempuna, tetapi Anda ingin segera menjadi bagian dari mereka.

4. Ketika berada di sebuah pesta pernikahan, Anda merencanakan resepsi pernikahan idaman dengan si dia.

5. Anda mulai memikirkan investasi jangka panjang, dan mulai mempersiapkan anggaran atau tabungan untuk berkeluarga.

6. Anda sangat menikmati momen sederhana bersama pasangan, seperti belanja bulanan bersama, makan di restoran tua favorit orangtua Anda atau si dia, menonton televisi di akhir pekan, atau sekadar olahraga bersama saat Car Free Day. Singkatnya, Anda tak memerlukan makan malam di tempat mahal untuk merasakan waktu istimewa.

7. Pasangan Anda adalah penyemangat dalam hidup, dia selalu mendukung Anda, dan begitu pula sebaliknya.

8. Kesetiaan Anda terhadap pasangan semakin dalam. Rasanya, tak ada pria lain yang sangat Anda percaya selain dirinya.