Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 29 Juli 2015

Sebel dengan kalimat: "Kapan Nikah?" Ini trik kuda-kudanya

Pertanyaan: "Kapan menikah?" terus terang dapat membuat sebagian orang menjadi tersudut dan terbawa perasaan. Bukan hanya untuk yang lajang, seseorang yang sudah memiliki pasangan pun terkadang jengah mendengar pertanyaan mengenai jenis pertanyaan tersebut. Menikah pada dasarnya adalah sebuah langkah besar dan komitmen untuk kehidupan baru yang ditempuh seumur hidup sekali. Jadi bukan sebuah hal mudah ketika harus menjawab pertanyaan "Kapan menikah?" dan semacamnya.

Cece Olisa, seorang blogger fashion yang cukup dikenal dan sering memeragakan busana berukuran tubuh plus dari New York, Amerika Serikat memberi alasan dari pertanyaan yang seringkali membuat jengah banyak wanita diatas usia 25 tahun tersebut. Berikut adalah lima jawaban alternatif yang dapat Anda utarakan ketika seseorang bertanya: "Kapan menikah?".

1. "Ketika Anda menunjukkan menikah itu lebih baik"

Olisa mengatakan seringkali ia ditanya "Kapan menikah?" oleh kenalannya yang telah lebih dulu menikah dan kebetulan pernikahan kenalannya bukanlah suatu hal yang indah. Jika sudah terlalu jengah, Olisa menyarankan untuk membalikkan pertanyaan pada kondisi seperti apa rumah tangga orang yang bertanya agar lebih fokus ke pernikahannya sendiri daripada urusan orang lain.

2. "Mengapa Anda bertanya pada saya seperti itu?"

Sebagai seorang wanita yang lebih sensitif dengan pertanyaan: "Kapan menikah?", Olisa mengaku dirinya seringkali menjadi lebih defensif. Ketika ia bertanya alasan orang yang menanyakan: "Kapan menikah?", biasanya orang tersebut akan berpikir dan sadar bahwa pertanyaanya dapat menyinggung.

3. "Tanggal 30 Februari"

Daripada memasukkan pertanyaan: "Kapan menikah?" ke dalam hati, lebih baik menjawab sambil bergurau: "Tanggal 30 Februari". Pastinya orang yang bertanya tak akan mengharapkan undangan dari Anda.

4. "Setelah bayi lahir"

Jawaban nyeleneh ini sebenarnya tergantung dari keberanian si penjawab. Pasalnya jawaban tersebut pastinya tak cocok untuk masyarakat Indonesia yang masih terbilang konservatif. Di sisi lain, jawaban ini akan membuat diam seseorang yang banyak bertanya.

5. "Setelah bertunangan"

Semua orang tahu, sebelum menikah pasti ada upacara tunangan yang digelar. Maka jika seorang kembali bertanya: "Kapan menikah," harusnya ia sadar bahwa ia telah bertanya terlalu jauh. Jika masih tak sadar pula, maka Anda dapat menjawab pertanyaan lewat empat jawaban di atas.

Tips Merawat Baterai Smartphone

Saking asyiknya menjelajahi dunia virtual lewat ponsel pintar, banyak orang lupa waktu. Tak terasa, bodi ponsel panas karena digunakan terlalu lama.

Anda pun tentu tidak menyadari bahwa meningkatnya suhu pada ponsel pintar disebabkan karena penggunaan berlebihan sehingga kinerja baterai pada ponsel menjadi panas. Selain itu, kinerja prosesor atau komponen lain pada ponsel pintar juga bisa menimbulkan panas berlebihan. Jika sudah seperti itu, ada baiknya Anda berhenti sejenak dan biarkan ponsel rehat.

Memang, belum banyak yang tahu bahwa suhu panas smartphonesebetulnya berbahaya. Ponsel akan beresiko meledak atau terbakar saat suhu semakin meninggi. Untuk itulah, pengguna harus mengerti betul penyebab suhu pada smartphone meningkat agar terhindar dari hal-hal membahayakan.

Sinyal tidak stabil

Kondisi sinyal atau jaringan yang tidak selalu dalam keadaan baik membuat kinerja smartphonemeningkat lantaran terus mencari jaringan secara ekstra. Akibatnya, komponen ponsel jadi panas. Lokasi Anda berada atau tinggal bisa menjadi penyebabnya.

Dalam keadaan seperti itu, sebaiknya Anda tidak menggunakan device untuk browsing. Aktivitas pencarian tersebut cukup memberikan pengaruh pada proses kinerja ponsel yang terus menerus mencari ketersediaan jaringan.

Aplikasi aktif secara bersamaan

Penggunaan aplikasi yang dijalankan sekaligus jika terlalu lama bisa mengakibatkan prosesor pada smartphone cepat panas. Lantaran sibuk, hal itu kerap dihiraukan oleh orang. 

Boleh jadi, orang jarang memperhatikan hal itu, karena pada waktu bersamaan ia menjalankan lima aplikasi sekaligus atau serentak. Akibatnya, kinerja prosesor ponsel Anda menjadi berat. Karena itulah, Anda perlu menutup aplikasi saat selesai menjalankannya sebelum menjalankan yang lain.

Jangan digunakan saat mengisi daya 

Tidak disarankan memakai ponsel saat sedang diisi dayanya. Selain memperburuk kondisi baterai, hal itu membahayakan, karena ponsel akan lebih cepat panas. Jika sudah seperti itu, ponsel berisiko meledak atau bahkan terbakar.

Anda tentu masih ingat dengan kasus banyaknya ledakan ponsel akibat digunakan saat sedang diisi daya. Kasus tersebut terjadi lantaran pengguna smartphonetidak sabar saat melakukan charging yang memakan waktu cukup lama. 

Solusinya, Anda sebaiknya memilih ponsel dengan teknologi pengisian daya yang didukung teknologi VOOC Flash Charging. Teknologi tersebut mempersingkat waktu ponsel untuk mengisi daya. 

Salah satu ponsel yang memiliki teknologi itu adalah Oppo R7. Dengan melakukan 30 menit pengisian daya, baterai ponsel sudah terisi hingga 75 persen. Pada dasarnya teknologi VOOC ini didesain untuk menghindari kelebihan pengisian daya atau overload.

Gunakan charger asli

Kasus meledaknya smartphonesering disebabkan karena kesalahan menggunakan perangkat charger dari pihak ketiga atau bukan asli bawaan pabrik. Kejadian seperti itu kerap dilupakan oleh setiap orang. Biasanya, jika kondisi baterai ponsel lemah, pengguna smartphone akan panik dan sembarang meminjam pengisi daya ponsel lain.

Pada dasarnya, pabrik smartphonesudah menyediakan charger yang disesuaikan dengan daya yang dibutuhkan. Tiap pengisi dayanya akan berbeda kemampuan.

Sama halnya ketika teknologi VOOC Flash Charging yang hanya bisa digunakan oleh smartphone yang didukung oleh teknologi tersebut, misalnya Oppo R7. Namun demikian, teknologi VOOC itu juga didukung dengan adapter terintegrasi oleh smartchip MCU yang mengatur arus listrik secara otomatis saat pengisian daya. 

Karena itulah, meski arus listrik berbeda, tapi charger tersebut juga dapat digunakan oleh ponsel lain dengan fungsi sebagai charger biasa. Namun, jika digunakan untuk mengisi daya ponsel seperti R7 yang mendukung VOOC, maka chip MCU akan mendeteksinya. Dengan begitu, keamanan saat melakukan pengisian daya tetap terjaga sehingga ponsel tidak cepat panas.

Sabtu, 25 Juli 2015

Medsos dan Perceraian

Jejaring sosial dan layanan pesan instan disebut sebagai sumber yang memicu meningginya angka perceraian di negeri Tiongkok. Hal itu diketahui berdasarkan laporan para ahli yang dimuat di majalah Tiongkok, Banyuetan.

"Pria dan wanita yang sudah menikah semakin banyak menggunakan aplikasi WeChat dan jejaring sosial, serta aplikasi kencan Momo untuk berselingkuh," demikian laporan tersebut.

Seperti dikutip KompasTekno dari Mashable, Jumat (23/7/20150, jumlah pria yang menghubungi pasangan selingkuhannya (dikenal dengan istilah xiao san) meningkat hingga 20 persen dalam beberapa tahun terakhir.

Wang Jun, seorang penasihat pernikahan di Beijing, mengatakan bahwa banyak klien prianya yang datang berkonsultasi ke kantornya dengan membawa ponsel yang habis dibanting.

Menurut Jun, pria-pria tersebut takut bukti perselingkuhannya di ponsel diketahui istrinya sehingga terpaksa membanting ponselnya agar bukti-bukti tersebut lenyap.

"Para suami seperti memisahkan diri dari keluarganya saat chattingdengan selingkuhannya melalui WeChat atau QQ tiap hari, bahkan saat di hadapan istrinya," kata Jun.

"Ini sudah jadi masalah yang serius, hampir setiap kasus perceraian selalu ada hubungannya dengan smartphone," imbuhnya.

Angka perceraian di Tiongkok, walau relatif masih rendah, terus meningkat dalam 12 tahun terakhir berturut-turut. Tahun lalu saja, terdapat satu perceraian dalam setiap empat pernikahan di Tiongkok.

Walau demikian, tidak semua setuju dengan laporan Banyuetan. "Naiknya angka perceraian adalah fenomena sosial yang disebabkan oleh manusia, bukan alat elektronik," tulis China National Radio.

Sementara itu, The Beijing Newsmenulis, hal yang mengakhiri pernikahan adalah hilangnya rasa cinta. Jika pernikahan itu bahagia, maka tidak ada yang merasa kesepian.

"Jika media sosial menjadi banyak digunakan, maka itu disebabkan oleh pernikahan yang tidak bahagia," tulisnya.