Wikipedia

Hasil penelusuran

Sabtu, 06 April 2013

Soekarno dan Roket Meledak Korea Utara Tetap Berpesta

Oleh: Ninoy N Karundeng | 14 April 2012 | 09:30 WIB
Apakah hubungan Soekarno dan kegagalan Korea Utara meluncurkan satelit ke orbit? Ya. Roket yang diluncurkan gagal menempatkan satelit di orbitnya. Namun rakyat Korea Utara di bawah kepemimpinan Kim Yong-Un tetap merayakan pesta bagi mendiang Kim Il-Sung dan Kim Yong-Il. Maka patung dua pemimpin itupun kordon penutupnya dibuka dan rakyat Korea Utara bertepuk tangan. Televisi Korea Utara yang disiarulangkan oleh televisi pemerintah China CCTV (13/04/12) pun dengan jelas mengakui kegagalan tersebut dengan jantan. Wawancara pun digelar dengan menanyakan kepada warga tentang kegagalan peluncuran roket. Perempuan cantik, yang tampaknya mahasiswa nan sehat yang diwawancarai dengan gembira menjawab bahwa kegagalan itu patut disesalkan. Namun, ditambahkan, paling tidak Korea Utara sudah mencoba berbuat untuk menyejajarkan diri dengan Negara Barat. Korea Utara hendak mengatakan kepada Dunia (Barat) bahwa mereka mampu menguasai teknologi tinggi.
Bandingkan dengan Indonesia , yang menjadi antek Amerika dan pasar bagi produk mobil Jepang baru bisa meluncurkan roket setinggi 1000 meter dengan ukuran sebesar paha orang dewasa. Bahkan membuat mobil saja tidak becus. Seandainya Presiden Soekarno, pada 50 tahun lalu berhasil membangun poros Jakarta-Beijing-Pyongyang, maka Indonesia akan sekuat China pada tahun ini. Sebagai bukti bahwa seandainya Indonesia membangun aliansi dengan Timur, maka Indonesia akan semaju China dan Rusia saat ini. Bahkan salah satu ikon Jakarta, Stadion Gelora Bung Karno dibangun oleh Russia yang merupakan Stadion paling megah sampai kini.
Sedikit negara di Bumi yang berani melawan hegemoni Amerika. Salah satu Negara itu adalah Korea Utara yang berani melawan kekuasaan negara-negara yang mencengkeram manusia atas nama demokrasi. Demokrasi sempat dianggap sebagai pilihan dan dipaksakan diterapkan di semua negara. Bahkan kita tahu, jika suatu negara dianggap tidak menerapkan demokrasi maka negara tersebut akan dimusuhi oleh Amerika. Dan beberapa negara lain menjadi anteknya seperti Inggris, Australia, Jepang dan juga Indonesia juga akan ikut.
Ingat Amerika Serikat secara unilateral pada tahun 1991 dan tahun 2003 Irak dituduh memiliki senjata pemusnah massal, nuklir, kimia. Negara ini diserang oleh Pasukan Koalisi pimpinan Amerika Serikat. Sebanyak 40 negara menyerang Irak. Mereka membunuh ribuan orang atas nama demokrasi. Tak ketinggalan dengan kejam Amerika menuntaskan dendam Presiden George Bush senior. Pasukan Amerika menangkap Saddam Hussein yang bersembunyi di lubang selokan dengan keji. Diseret dan ditodong senjata, Presiden Saddam Hussein akhirnya dibunuh oleh Amerika dengan cara digantung. Penggantungan Presiden Saddam Hussein dipertontonkan ke seluruh penjuru Bumi lewat media yang zaman itu disebut televisi. Juga Amerika dan Koalisi dengan dalih mengejar Osama bin Laden memporakporandakan Afghanistan.
Namun kalau Negara itu diam, seperti Brunei Darussalam yang menanamkan uangnya miliaran dollar di Amerika, biarpun Negara tersebut tidak menerapkan Demokrasi juga tidak akan dimusuhi oleh Amerika. Demokrasi hanya dalih bagi USA untuk menekan Negara yang dimusuhi.
Bagi banyak orang yang hanya melihat Korea Utara dari berita Barat, Korea Selatan, berita itu seolah menjadi berita buruk. Korea Utara juga diberitakan oleh FOX television (13/04) selain kegagalan peluncuran roket adalah kematian 3,000,000 orang karena kelaparan tahun 2008. Juga biaya peluncuran Roket sebesar hampir $US 900 juta, atau sepertiga PDB Korea Utara. Berita itu juga ditambah dengan perbandingan bahwa 19.000 orang bisa dikasih makan selama bertahun -tahun dengan uang untuk peluncuran satelit. Berita tentang Korea Utara sering dibesar-besarkan negatifnya. Coba sesekali berbicara dengan Ibu Mega yang beberapa kali pernah mengunjungi Korea Utara. Jika memang terjadi malapetaka kelaparan, tentunya China dan Russia akan turun tangan.
Korea Utara, dan juga Kuba, selalu digambarkan sebagai Negara terbelakang. Namun pada dasarnya apakah kehidupan harus ditentukan dengan gambaran bangunan gedung bertingkat. Bagi Barat, pembangunan adalah industrialisasi, pabrik, pemenuhan kebutuhan fisik. Pada tingkat paling ekstrem, pembangunan hanya diukur untuk memenuhi kebutuhan fisik semata. Manusia menjadi bagian dari unsur dan faktor produksi. Kunjungi Kuba. Kuba sangat indah dan ramah penduduknya dan kita bisa menikmati kesederhanaan dan kehangatan rakyat Kuba. Kuba dijadikan bahan kampanye konflik ideologi Barat dan Komunis yang disebut Perang Dingin. Masyarakat Kuba berbahagia dengan kesederhanaan hidup mereka.
Untuk Korea Utara, dengan dukungan China akan tetap bersahaja dan belum tentu berita tentang kelaparan itu terjadi di sana. Soekarno adalah seorang visioner yang sudah tahu bahwa China dan Korea Utara memiliki potensi luar biasa. Sampai saat ini baru China yang terbukti akan menguasai Bumi. Mari kita membaca berita secara seimbang agar kita menjadi terbuka dan tidak menjadikan diri kita hanya sebagai manusia stereo type Amerika sentris. Meski kita juga tidak anti Amerika Serikat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar